√ [Resensi Buku] Mengusut Pendidikan Abjad Melalui Sudut Pandang Islam


IDENTITAS BUKU

Judul Buku                  : Pendidikan Karakter Perspektif Islam

Penulis                        :  Abdul Majid, S.Ag, M.Pd – Dian Andayani, S.Pd, M.Pd
Penerbit                      : PT. Remaja Rosda Karya
Har                              : -
Tebal                           : 232 Halaman (Beserta Sampul)
Tahun Terbit                : Mei 2011
Cetakan                      : Pertama


PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengtakan bahwa “bangsa yang besar sanggup dilihat dari kualitas / abjad bangsa (manusia) itu sendiri.

Sedangkan pensdidikan budpekerti sebagaimana dirumuskan oleh Ibn Miskawaih dan dikutip oleh Abudin Nata, merupakan upaya kearah terwujudnya sikap batin yang bisa mendorong secara sepontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilai baik dari seseorang.

Dari uraian diatas, berdasarkan kami buku ini menaraik untuk direview yang kegunaannya untuk memperlihatkan informasi kepada teman-teman mahasiswa wacana buku pendidikan karakter, sebagaimana pendidikan berkarakter yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan.


GARIS BESAR ISI BUKU

Buku ini menguraikan wacana bagaimana konsep dasar pendidikan abjad itu, tinjaun islam wacana pendidikan karakter, seni administrasi dan pendekatan apa yang digunakan dalam pendidikan abjad dan bagaimana implementasinya dalam proses pembelajaran. Yang sanggup diuraikan sebagai berikut:

KONSEP DASAR PENDIDIKAN KARAKTER

Tujuan pendidikan ialah untuk pembentukan abjad yang terwujud dalam kesatuan esensial si subyek dengan sikap dan sikap hidup yang dimilikinya. Bagi foerster, abjad merupakan sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah. Dari kematangan abjad inilah, kualitas seorang eksklusif diukur .

Karakter ialah watak, sifat, atau hal-hal yang sangat aneh yang ada pada diri seseorang. Sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai. Karakter dalam pandangan islam sama dengan akhlak. Akhlak dalam pandangan islam ialah kepribadian, yang mempunyai tiga komponen yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku. Dengan pendidikan karakter, seseorang dibutuhkan bisa mempunyai kepribadian yang utuh, yakni bila pengetahuan sama dengan sikap dan sama dengan perilaku.

Esensi Pendidikan Karakter

Tujuan Pendidikan Karakter

Dalam sejarah islam Muhammad SAW sang Nabi terakhir dalam anutan islam, juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik insan ialah untuk mengupayakan pembentukan abjad yang baik (good character). Pakar pendidikan indonesia, Fuad Hasan, dengan tesis pendidikan yakni pembudayaan, juga ingin memberikan hal yang sama dengan Muhammad SAW. Menurutnya pendidikan bermuara pada pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial (transmission of cultural values and social norms).
Pemaparan pandangan tokoh diatas memperlihatkan bahwa pendidikan sebagai nilai universal kehidupan mempunyai tujuan pokok yang disepakati dalam setiap zaman, pada setiap kawasan, dan dalam semua pemikiran. dengan bahasa sederhana, tujuan yang disepaki itu ialah merubah insan menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Pilar-pilar Pendidikan Karakter; (1) Moral Knowling, yakni pengetahuan wacana kebaikan. Salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang berlaku baik meskipun ia telah mempunyai pengetahuan wacana kebaikan alasannya ia tidak terlatih untuk melaksanakan kebaikan. Oleh alasannya itu Alloh Menganugrahi insan dengan Pendengaran dan penglihatan sebagi alat untuk memperoleh pengetahuan, sebagaimana firmannya: Dan Allah mengeluarkan kau dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan ia memberi kau pendengaran, penglihatan dan hati, semoga kau bersyukur. ( Q.S An-Nahl: 78), (2) Moral Loving Atau Moral Living, yakni merupakan penguatan aspek emosi siswa untuk menjadi insan berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk sikap yang harus dirasakan oleh siswa, yaitu kesadaran akan jati diri, yaitu: percaya diri (Self esteem), kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty), cinta kebenaran (Loving the good), pengendalian diri (self control), kerendahan hati (humility). Bersikap ialah keberanian untuk menentukan secara sadar, (3) Moral Doing / Action, yakni keterampilan atau kemampuan, sehabis dua aspek diatas terpenuhi maka moral Acting sebagai outcome akan dengan gampang muncul dari para siswa.

Tinjaun Islam Tentang Pendidikan Karakter

Dalam islam, budpekerti menempati kedudukan penting dan dianggap memilik fungsi yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat. Sebagaimana firman Alloh: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. ia memberi pengajaran kepadamu semoga kau sanggup mengambil pelajaran. (Q.S An-Nahl 90)

Pendidikan budpekerti dalam islam diperuntukkan untuk insan yang merindukan kebahagiaan yang hakiki bukan kebahagian semu. Akhlak islam ialah budpekerti yang benar-benar memelihara eksistensi insan sebagai mahkluk terhormat sesuai dengan fitrahnya.

Strategi Dan Model Pendekatan Pendidikan Karakter


Untuk mengimplementasikan pendidikan abjad disekolah terdapat tiga elemen penting untuk dperhatikan, yaitu prinsip, proses, dan praktikya. Dalam pendidikan abjad menuju terbentuknya budpekerti mulia dalam diri siswa ada tiga tahapan seni administrasi yang harus dilalui, diantaranya ialah; Moral Knowing / Lerning to know, Moral Loving, Moral Doing / Learning to do.
  • Model Internalisasi Pendidikan; Model pembelajaran sanggup muncul dalam bermacam-macam bentuk dan variasinya sesuai dengan landasan filosofis dan paedagogis yang melatar belakanginya.
  • Model Tadzkiroh; Konsep Tadzkiroh dipandang oleh penulis sebagai model yang sanggup menghantarkan murid semoga senantiasa memupuk, memelihara dan menumbuhkan keimanan semoga menerima wujud konkritnya yaitu amal saleh yang dibingkai dengan ibadah yang nrimo sehingga melahirkan suasana hati yang lapang dan ridho atas ketetapan Alloh. Alloh berfirman; Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Alquran itu ialah peringatan, Maka barangsiapa menghendaki, pasti ia mengambil pelajaran daripadanya (Al Quran).( AlMusdatsir: 54 -55).
  1. Tunjukan Teladan; Konsep keteladanan ini sudah diberikan dengan cara Alloh mengutus Nabi S.A.W untuk menjadi panutan yang baik bagi umat islam. Allah Berfirman; Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri contoh yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari final zaman dan ia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab: 21).
  2. Arahkan (Berikan Bimbingan); Bimbingan dan Latihan dilakukan secara sedikit demi sedikit dengan melihat kemampuan yang dimiliki anak untuk kemudian ditingkatkan perlahan-lahan. Rasululloh Bersabda; Barang siapa diserahi tanggung jawab dalam pemeliharaan (keluarga atau kaum muslim keseluruhan) tetapi lalai membimbing dengan nasihat, maka ia akan dihalangi masuk surga (H.R Baihaqy dalam kitab Suabul Iman 6/14 hal: 7364).
  3. Dorongan; Motivasi ialah kekuatan yang menjadi pendorong acara mencapai tujuan, contohnya kebutuhan seseorang untuk makan mendorong seseorang untuk bekerja. Dorongan harus senantiasa diberikan terhadap belum dewasa yang ada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan semoga tidak lekas merasa bersalah, rendah diri bahkan putus asa saat menuai kendala atau kegagalan.
  4. Zakiyah (Murni, Suci, Bersih); Allah berfirman : Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa ituDan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.(QS 91: 9-10). Dengan demikian guru, dalam hal ini guru agama islam harus senantiasa dituntut memasukkan nilai-nilai batiniyyah kepada anak dalam proses pembelajran. Niat, ikhlas, ridha itu ada didalam hati dan itu akan lahir manakala hatinya disentuh.
  5. Kontinuitas (Sebuah Proses Pembiasaan Dalam Belajar, Bersikap, Dan Berbuat);  Al-Qur’an menyebabkan kebiasaan itu sebagai salah satu tehnik atau metode pendidikan. Al-Qur’an mempergunakan cara sedikit demi sedikit dalam membuat kebiasaan baik, begitu juga dalam menghilangkan kebiasaan jelek pada diri seseorang.
  6. Ingatkan; Allah berfirman dalam al-Qur'an: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS 13: 38). Oleh alasannya itu, dalam pembelajaran PAI guru harus senantiasa mengingatkan siswa bahwa mereka diawasi oleh Alloh SWT. Sehingga siswa akan senantiasa menjaga perilakunya dari perbuatan tercela.
  7. Repetition (Pengulangan); Pendidikan yang efektif dilakukan berulang kali sehingga anak menjadi mengerti. Pelajaran atau nasihat apapun perlu dilakukan berulang kali, sehingga gampang dipahami oleh anak.
  8. Organisasikan; Guru harus bisa mengorganisasikan pengetahuan dan pengalaman yang sudah diperoleh siswa diluar sekolah dengan pengalaman yang sudah diperoleh siswa diluar sekolah dengan pengalaman berguru yang diberikannya. Rasululloh bersabda, “ barang siapa yang mempunyai anak yang masih kecil, maka gaulilah mereka dengan tingkat nalar mereka” (H.R Ibnu Asakirdan Ibn Badawih dari Muawiyyah).
  9. Heart (Hati); Guru harus bisa membangkitkan dan membimbing kekuatan spiritual yang sudah ada pada diri muridnya, sehingga hatinya akan tetap bening, laksana higienis bagaikan cermin, itulah hati orang-orang yang beriman dan bederma saleh.Allah berfirman; Dan tetaplah memberi peringatan, Karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.( QS Al-Dzariyat: 55) Dan “Belumkah tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang Telah turun (kepada mereka)”, ( QS Al-Hadid: 16)

IMPLEMENTASI MODEL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER


Pada Pembahasan Implementasi Model Dalam Pembentukan Karakter ini pembaca akan disuguhi beberapa bahasan,diantaranya ialah: (1) Cara dan tehnik dalam pembuatan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berkarakter, (2) Standar Kompetensi lulusan dan Nilai / abjad yang dikembangkan pada tingkat MI, MTs, dan MA, (3) Metode pendukung implementasi model.


PENUTUP

Dari buku ini kita sanggup mengambil kesimpulan diantaranya ialah; (1) Buku ini sangat manis sebagai pengenalan untuk guru dan para mahasiswa PAI khususnya untuk mengenal lebih jauh pendidikan karakter, (2) Dengan membaca buku ini, kita tahu pendidikan abjad dengan berlandaskan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Dan semoga Review ini bermanfaat untuk kita semua.

0 Response to "√ [Resensi Buku] Mengusut Pendidikan Abjad Melalui Sudut Pandang Islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel